Tentara Elektronik Suriah
mengklaim telah meretas jejaring komunikasi Skype. Sehari setelah
pernyataan itu, Kamis (2/1/2014), Skype mengakui ada serangan cyber
tetapi mengatakan tak ada data pengguna yang tercuri.
Sebuah tweet dari akun resmi Skype, Rabu (1/1/2014), menyatakan, "Jangan gunakan e-mail Microsoft (hotmail, outlook). Mereka memantau akun Anda dan menjual data kepada pemerintah. Rincian lebih lanjut segera menyusul. #SEA".
"Kicauan" tersebut tentu saja bukan ditulis oleh Microsoft, namun oleh peretas yang mengatasnamakan Skype.
Pesan serupa diunggah di laman Facebook dari Skype dan blog dari situs Skype sampai Rabu sore. Skype merupakan salah satu produk layanan internet Microsoft.
Tentara Elektronik Suriah adalah sekelompok peretas dalam organisasi tanpa bentuk yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kelompok ini pun mengakui sebagai peretas layanan Microsoft seperti yang diumumkan Skype.
Pesan dengan hashtag SEA juga diunggah di twitter feed jejaring Steve Ballmer, CEO Microsoft. Bersamanya tertulis pesan "Anda bisa berterima kasih kepada Microsoft yang telah memantau akun dan e-mail Anda dengan rincian ini #SEA".
Pesan tersebut mengonfirmasi bocoran yang disampaikan mantan kontraktor badan keamanan nasional Amerika (NSA) Edward Snowden bahwa Skype masuk dalam program pemantauan internet NSA.
"Kami baru saja menyadari ada serangan cyber yang menargetkan akses ke properti media sosial Skype, tapi segera bisa di-reset," ujar juru bicara Skype dalam pernaytaan tertulis, Kamis. "Tidak ada data pengguna yang terganggu."
Program pemantauan NSA membuat Microsoft dan perusahaan-perusahaan teknologi lain berhadapan dengan warga negara. Bulan lalu, perusahaan ini bersama tujuh perusahaan lain di bidang teknolgi mendesak Pemerintah Presiden Barack Obama untuk mengendalikan program pemantauan itu.
Seorang hakim distrik di Amerika Serikat pada Desember 2013 menyatakan bahwa tindakan pemerintah Amerika Serikat mengumpulkan rekaman pembicaraan telepon -masuk pula dalam program pemantauan NSA- cenderung melanggar hukum dan secara serius memperbesar keraguan penilaian atas program metadata kontraterorisme.
Namun hakim federal di pengadilan tingkat kedua pada akhir bulan yang sama menyatakan program pemantauan pemerintah tersebut konstitusional. Putusan ini memperbesar kemungkinan penyelesaian masalah pengawasan akan dibawa sampai ke tingkat Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Perusahaan media massa, termasuk New York Times dan BBC, telah berulang kali menjadi target peretasan Tentara Elektronik Suriah. Para peretas ini merusak tampilan situs atau mengambil alih akun Twitter.
Sebuah tweet dari akun resmi Skype, Rabu (1/1/2014), menyatakan, "Jangan gunakan e-mail Microsoft (hotmail, outlook). Mereka memantau akun Anda dan menjual data kepada pemerintah. Rincian lebih lanjut segera menyusul. #SEA".
"Kicauan" tersebut tentu saja bukan ditulis oleh Microsoft, namun oleh peretas yang mengatasnamakan Skype.
Pesan serupa diunggah di laman Facebook dari Skype dan blog dari situs Skype sampai Rabu sore. Skype merupakan salah satu produk layanan internet Microsoft.
Tentara Elektronik Suriah adalah sekelompok peretas dalam organisasi tanpa bentuk yang mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad. Kelompok ini pun mengakui sebagai peretas layanan Microsoft seperti yang diumumkan Skype.
Pesan dengan hashtag SEA juga diunggah di twitter feed jejaring Steve Ballmer, CEO Microsoft. Bersamanya tertulis pesan "Anda bisa berterima kasih kepada Microsoft yang telah memantau akun dan e-mail Anda dengan rincian ini #SEA".
Pesan tersebut mengonfirmasi bocoran yang disampaikan mantan kontraktor badan keamanan nasional Amerika (NSA) Edward Snowden bahwa Skype masuk dalam program pemantauan internet NSA.
"Kami baru saja menyadari ada serangan cyber yang menargetkan akses ke properti media sosial Skype, tapi segera bisa di-reset," ujar juru bicara Skype dalam pernaytaan tertulis, Kamis. "Tidak ada data pengguna yang terganggu."
Program pemantauan NSA membuat Microsoft dan perusahaan-perusahaan teknologi lain berhadapan dengan warga negara. Bulan lalu, perusahaan ini bersama tujuh perusahaan lain di bidang teknolgi mendesak Pemerintah Presiden Barack Obama untuk mengendalikan program pemantauan itu.
Seorang hakim distrik di Amerika Serikat pada Desember 2013 menyatakan bahwa tindakan pemerintah Amerika Serikat mengumpulkan rekaman pembicaraan telepon -masuk pula dalam program pemantauan NSA- cenderung melanggar hukum dan secara serius memperbesar keraguan penilaian atas program metadata kontraterorisme.
Namun hakim federal di pengadilan tingkat kedua pada akhir bulan yang sama menyatakan program pemantauan pemerintah tersebut konstitusional. Putusan ini memperbesar kemungkinan penyelesaian masalah pengawasan akan dibawa sampai ke tingkat Mahkamah Agung Amerika Serikat.
Perusahaan media massa, termasuk New York Times dan BBC, telah berulang kali menjadi target peretasan Tentara Elektronik Suriah. Para peretas ini merusak tampilan situs atau mengambil alih akun Twitter.
0 komentar:
Posting Komentar